Tuesday, June 24, 2008

The Kite Runner



The Kite Runner adalah salah satu novel terbaik versi gw yang pernah gw baca. Untaian katanya mampu menghipnotis gw, sehingga gw merasakan solah-olah gw berada di Afghanistan menikmati setiap rentetan peristiwa yang diceritakan di novel ini. Semua ada di novel ini, entah itu persahabatan, kasih sayang, persaudaraan, kesetiaan, kekuasaan, kesedihan, kepasrahan, pengkhianatan, kekerasan, kekejaman. Sungguh novel ini mampu menguras seluruh air mata gw. Hiks...sedih n kejam banget pokoknya.

Bayangan Hassan seorang sahabat n pelayan yang membawakan layangan biru terakhir untuk majikan yang sangat ia cintai melebihi kecintaannya kepada dirinya sendiri dengan bercucuran darah masih segar diingatan gw, sementara sang majikan yang bernama Amir bertingkah solah-olah tidak tahu n tidak pernah menyaksikan bahwa Hassan yang setia telah memepertaruhkan kehormatan dan nyaris nyawanya hanya untuk mempersembah layangan biru untuk Amir seorang, pilu banget mengingat kejadian ini, Khaled Hossaini benar-benar telah menghipnotis gw.

Tidak cukup sampai disitu kesedihan yang diceritakan di novel ini, berlanjut dengan kesedihan berikutnya yang tak kalah menguras air mata. Kepergian Hassan dari rumah Amir, kerusuhan yang terjadi di Afghanistan yang memaksa Amir beserta Babanya terpaksa meninggalkan kota kelahiran yang menyimpan sejuta kenangan dan kebohongan yang suatu saat pasti akan terkuak menuju negara Amerika yang jauh berbeda dengan Afghanistan. Perjalanan nan panjang dari Afghanistan ke Amerika yang sangat menegangkan, perjalanan panjang yang selalu diintai oleh Malaikat Maut. Kehidupan di Amerika yang keras yang mengantarkan Baba Amir ke peristirahatan terakhirnya. Benar-benar cerita yang memikat dan menegangkan.

Bagian yang paling gw sukai adalah saat-saat bersama Amir dan Baba nya menjalani hidup di Amerika yang keras, kekompakan mereka berdua. Trus kesetiaan n kecintaan Hassan kepada Amir sampai akhir hayatnya walaupun dia telah dikhianati oleh sahabat terbaiknya ini. Dan saat-saat menegangkan ketika Amir menebus kesalahannya dengan mencari Sohrab, anak satu-satu dari Hassan. Sampai dengan usaha mati-matian yang dilakukan oleh Amir untuk mampu membuat Sohrab tersenyum lagi setelah semua sekian lama, bertahun-tahun malah, senyum yang manis itu tak lagi ada sebab kejamnya hidup yang dia rasakan....Hiks sedih....Dan akhir yang indah senyum Sohrab kembali hadir melalui perantara layangan, akhirnya es di musim salju itu mencair juga, selamat datang musim semi....^_^


Duo jempol untuk Khaled Hossaini

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home